Di antara shalat sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah shalat dhuha. Sebagaiman diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ''Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepada tiga hal, pertama supaya berpuasa tiga hari setiap bulan, kedua supaya shalat dhuha dua rakaat, dan ketiga supaya shalat witir sebelum tidur.'' (HR Bukhari Muslim).
Shalat dhuha dilaksanakan pagi hari ketika matahari sudah menampakkan sinarnya. Rasulullah SAW bersabda, ''Shalat dhuha dilakukan apabila anak-anak unta telah merasakan kepanasan (karena tersengat matahari).'' (HR Muslim).
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauzi, jumlah rakaat shalat dhuha tidak ada batas maksimal, tergantung kemampuan dan kesempatan seorang Muslim yang hendak mengamalkannya. Aisyah berkata, ''Biasanya Rasulullah melakukan shalat dhuha empat rakaat dan beliau menambah.'' (HR Muslim).
Allah SWT akan menjauhkan dari siksa api neraka dan mengganti dengan surga bagi yang mengamalkan shalat dhuha. ''Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab ad-dhuha (pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada orang memanggil. Di mana orang yang senantiasa mengerjakan shalat dhuha? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.'' (HR Tabrani).
Keistimewaan lainnya adalah sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan setiap persendian di tubuh kita. Nabi Muhammad SAW mengungkapkan bahwa di tubuh manusia bersemayam 360 sendi yang setiap harinya harus disedekahkan. Dan sebagai penggantinya adalah shalat dhuha. Shalat dhuha juga sebagai sebuah pengharapan supaya Allah SWT melimpahkan rahmat dan nikmat, baik fisik maupun materi, sepanjang hari yang kita lalui. ''Allah SWT berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas melakukan shalat empat rakaat pada pagi hari, yakni shalat dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu hingga sore hari.'' (HR Hakim dan Tabrani).
Betapa rahmat dan nikmat Allah SWT begitu besar dikucurkan kepada kita setiap harinya. Shalat dhuha merupakan ekspresi Muslim akan rasa syukur yang tiada terhitung tersebut, sekaligus sebagai permohonan diberikannya napas kehidupan baru di hari-hari yang hendak kita jalani.
Memang, tidak mudah untuk melaksanakan shalat dhuha. Mengingat waktunya yang bertepatan dengan jam-jam dimulainya aktivitas keseharian, untuk melaksanakan shalat dhuha menjadi persoalan tersendiri. Bagi seorang pegawai, pada waktu-waktu itu sedang sibuk menyiapkan keberangkatan dan memulai untuk bekerja. Demikian pula dengan pedagang yang sibuk memulai dagangannya.
Namun, sesempit apa pun waktu kita karena aktivitas sehari-hari, jika shalat dhuha telah dibiasakan, insya Allah akan ringan untuk mengamalkannya
Shalat dhuha dilaksanakan pagi hari ketika matahari sudah menampakkan sinarnya. Rasulullah SAW bersabda, ''Shalat dhuha dilakukan apabila anak-anak unta telah merasakan kepanasan (karena tersengat matahari).'' (HR Muslim).
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauzi, jumlah rakaat shalat dhuha tidak ada batas maksimal, tergantung kemampuan dan kesempatan seorang Muslim yang hendak mengamalkannya. Aisyah berkata, ''Biasanya Rasulullah melakukan shalat dhuha empat rakaat dan beliau menambah.'' (HR Muslim).
Allah SWT akan menjauhkan dari siksa api neraka dan mengganti dengan surga bagi yang mengamalkan shalat dhuha. ''Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab ad-dhuha (pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada orang memanggil. Di mana orang yang senantiasa mengerjakan shalat dhuha? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.'' (HR Tabrani).
Keistimewaan lainnya adalah sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan setiap persendian di tubuh kita. Nabi Muhammad SAW mengungkapkan bahwa di tubuh manusia bersemayam 360 sendi yang setiap harinya harus disedekahkan. Dan sebagai penggantinya adalah shalat dhuha. Shalat dhuha juga sebagai sebuah pengharapan supaya Allah SWT melimpahkan rahmat dan nikmat, baik fisik maupun materi, sepanjang hari yang kita lalui. ''Allah SWT berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas melakukan shalat empat rakaat pada pagi hari, yakni shalat dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu hingga sore hari.'' (HR Hakim dan Tabrani).
Betapa rahmat dan nikmat Allah SWT begitu besar dikucurkan kepada kita setiap harinya. Shalat dhuha merupakan ekspresi Muslim akan rasa syukur yang tiada terhitung tersebut, sekaligus sebagai permohonan diberikannya napas kehidupan baru di hari-hari yang hendak kita jalani.
Memang, tidak mudah untuk melaksanakan shalat dhuha. Mengingat waktunya yang bertepatan dengan jam-jam dimulainya aktivitas keseharian, untuk melaksanakan shalat dhuha menjadi persoalan tersendiri. Bagi seorang pegawai, pada waktu-waktu itu sedang sibuk menyiapkan keberangkatan dan memulai untuk bekerja. Demikian pula dengan pedagang yang sibuk memulai dagangannya.
Namun, sesempit apa pun waktu kita karena aktivitas sehari-hari, jika shalat dhuha telah dibiasakan, insya Allah akan ringan untuk mengamalkannya